Lokasi Q

aku berada

Kamis, 18 Maret 2010

TEKNIK INVESTIGASI PARTISIPATIF

Oleh : Bimo Widjaja.

Pengantar
Dengan bekal pemahaman tentang analisa ekosistem dan hak anak, maka bila dikembangkan terus dengan selalu mempertanyakan terjadinya perubahan lingkungan dan anak dimanapun ia berada maka akan muncul kepekaan-kepekaan khusus dalam merasakan adanya “sesuatu yang tidak pas” terhadap lingkungan tempat berpijaknya dan anak-anak yang berada di lingkungan tersebut atau dengan kaki telanjang maka lingkungan dan keadaan anak akan bisa dibaca baik lingkungan biofisik (SDA) ataupun lingkungan sosial (SDM). Kepekaan ini akan hilang sedikit demi sedikit bilamana tidak diasah terus melalui perjuangan perbaikan lingkungan dan keadaan anak serta menghapus penindasan/ ketidak-adilan.
Dalam berhubungan dengan berbagai pihak maka seseorang butuh bahasa komunikasi universal yang berupa data dari serangkaian fakta di lapangan sehingga memudahkan pembahasan bersama akan adanya “dugaan-dugaan kerusakan lingkungan dan diskriminasi anak”. Data tersebut biasanya disajikan dalam bentuk rangkaian fakta baik berupa rangkaian kejadian dan perubahan unsur lingkungan dan keadaan anak, rangkaian kejadian dan perubahan masalah rakyat, rangkaian perubahan unsur alam dan kesulitan-kesulitan yang dialami rakyat, rangkaian kejadian dan perubahan kebijakan pemerintah, rangkaian kejadian dan konflik-konflik yang muncul dll. Tampilan-tampilan fakta kejadian biasnya berupa : foto-foto kondisi lingkungan dan keadaan anak, tulisan-tulisan fakta lapangan, angka-angka penunjang ataupun rekaman-rekaman suara berbagai pihak yang berkepentingan terhadap sebuah kejadian terutama dari korban, grafik-grafik pola hubungan kejadian berdasarkan rangkaian waktu atau tempat dll.
Keseluruhan proses mengumpulkan fakta/ meneliti/ memeriksa silang inilah yang biasanya disebut investigasi yang mana investigasi ini biasa dilakukan oleh kepolisian, kehakiman ataupun oleh masarakat itu sendiri termasuk anak-anak. Kesulitan masyarakat dalam membuat data rangkaian fakta inilah yang akhirnya menuntut dimunculkannya cara-cara baru yang memudahkan masyarakat untuk mengemukakan fakta, pemahaman dan pandangan-pandangannya dalam rangka analisis kejadian di lingkungannya secara bersama shg. keputusan bersama bisa diambil. Dengan menggunakan teknik-teknik yang memudahkan masyarakat dan investigator/ eksplorator/ fasilitator (Teknik Investigasi Partisipatif) maka fakta lapangan akan mudah didapatkan untuk kemudian ditampilkan dalam bentuk data gambar, tulisan, angka-angka sehingga memudahkan terjadinya analisis secara mendalam oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Tampilan data dari rangkaian fakta inilah yang akan menjadi data terpercaya dari masyarakat setelah disepakati bersama.

Bekal dasar seorang investigator :
1. Teknik bertanya partisipatif (bertanya semi-terstruktur)
2. Teknik merangkaikan fakta dan menampilkannya dalam bentuk kronologi kejadian dan perubahan lingkungan dan keadaan anak (biofisik dan sosial)
3. Tidak menghakimi, ramah, mudah memecah kebekuan, mampu menciptakan suasana informalitas, sedikit bertanya – siap banyak mendengarkan, peka membaca raut wajah dan intonasi suara, bersikap sederajat dan akrab, tidak menyalahkan dan mengkritik secara frontal, bersikap terbuka dan rendah hati, tidak menggurui tetapi menambah masukan, berpihak pada lingkungan , anak dan keadilan.

Teknik-teknik
v Teknik Pendugaan Awal
ü Bacalah beberapa informasi dari beberapa sumber data yang terpercaya atas telaah kejadian di suatu kawasan yang akan diinvestigasi
ü Cari dengar isu-isu yang marak dibicarakan oleh orang-orang di kawasan tersebut untuk mendapatkan kemungkinan adanya isu lingkungan dan anak
ü Berjalanlah menyusuri alam dengan waktu yang berbeda-beda (pagi/ siang/ sore/ malam) pada suatu kawasan untuk mendapatkan informasi awal yang bisa ditangkap panca indera serta mengarah ke dugaan awal terjadinya kerusakan lingkungan yang dilalui (bila perlu maka foto-foto kejadian dan fakta kondisi alam akan sangat membantu)
ü Susunlah beberapa isu yang tertangkap dan kemudian cobalah simulasikan dalam beberapa rangkaian saling mempengaruhi
ü Perkirakan berbagai pihak yang terlibat dalam isu tersebut (siapa saja yang mungkin diuntungkan dan siapa saja yang mungkin dirugikan) serta identifikasi kemungkinan-kemungkinan kerusakan lingkungan dan diskriminasi anak yang ditimbulkan
ü Diskusikan dengan beberapa rekan pro lingkungan , anak dan kerakyatan di kawasan tersebut dan pilihlah isu yang akan digarap dengan pertimbangan-pertimbangan bersama.

v Teknik bertanya partisipatif
ü Gunakan pertanyaan-pertanyaan yang tidak menghasilkan sekedar jawaban Ya dan Tidak
ü Gunakan pertanyaan-pertanyaan yang dimulai dengan kapan, dimana, mengapa, yang mana, bagaimana, apa saja, apa yang, …dll.
ü Siapkanlah beberapa model pertanyaan untuk sebuah informasi yang diinginkan
Ø Susunlah pedoman wawancara yang mengarah dan memudahkan
Ø Pilih orang/ keluarga/ rumah tangga/ komunitas/ lembaga yang akan diwawancarai
Ø Buatlah janji untuk bertemu/ pilih waktu bersama-sama
Ø Pada awal wawancara, perkenalkan diri dan jelaskan maksud tujuan yang tidak asing bagi bahasa setempat
Ø Lakukan obrolan ringan, terkini, terdekat, mengarah sambil mengamati lingkungan dan aktivitas anak
Ø Kembangkan wawancara dari topik ke topik atau mengikuti capaian informasi yang masuk kemudian dikembangkan secara kreatif
Ø Cantumkan nama-nama yang terlibat dalam wawancara dan tanggal wawancara sebagai notulen hasil wawancara
ü Bertanyalah pada orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang memudahkan munculnya fakta serta pembahasan atas fakta tersebut
ü Selalu ciptakan suasana akrab dan mulailah bertanya dengan kejadian terdekat terkini
ü Lakukan pengujian silang atas fakta-fakta yang dikemukakan pada orang yang sama ataupun berbeda
ü Foto narasumber utama biasanya juga sangat membantu
ü Gunakan alat dan bahan setempat yang sekiranya memudahkan diskusi/ pembahasan atas suatu informasi yang sudah diperoleh (untuk penajaman) atau yang ingin diperoleh.
ü Keterlibatan kontak person yang akrab bagi narasumber serta memahami maksud dan tujuan investigator biasanya akan sangat membantu pencapaian hasil

v Teknik merangkaikan Fakta
Dari fakta-fakta yang berhasil dikumpulkan, maka susunlah dalam kategori yang memudahkan orang lain memahami dan merangkaikan hubungan antar fakta-fakta tersebut dalam kurun ruang dan waktu yang ditetapkan (mingguan, bulanan, tahunan, musiman, ataupun harian).
Urutkanlah rangkaian kejadian/ fakta/ perubahan kondisi alam dan sosial tersebut dalam satuan waktu dari masa lalu menuju yang terkini dalam bentuk tabulasi data.
Lengkapilah data-data tersebut dengan gambar-gambar ataupun foto-foto yang menunjang atau menjelaskan. Pernyataan-pernyataan yang relevan dari narasumber utama ataupun orang yang potensial mempengaruhi kejadian pada waktu tertentu bisa pula disertakan. (Rekaman suara atau saksi-saksi ketika bicara sangat diperlukan)
Catatan :
§ Tabel rangkaian fakta pada umumnya meliputi waktu, gambaran kejadian, gambaran kondisi alam, gambaran kondisi sosial masyarakat korban ditambah beberapa keputusan/ kesepakatan/ pernyataan-pernyataan dari pihak-pihak yang berkepentingan, kebijakan/ aturan yang relevan serta gambaran langkah perjuangan korban/pihak lain yang sudah ditempuh dan hasilnya.
§ Penyusunan rangkaian fakta akan memiliki nilai/ bobot politis serta biasanya sangat membantu dalam menggalang opini publik/ masyarakat bila diserta keterangan tentang kecenderungan dan perubahan yang mungkin timbul serta mengancam kesejahteraan masyarakat setempat.
§ Angka-angka penguat fakta juga sangat diperlukan
§ Selalu diskusikan bersama dengan orang/ kelompok-kelompok pro lingkungan,anak dan keadilan di kawasan tersebut ataupun rekan lain kawasan yang berkaitan dengan isu yang ditangani
§ Hal ini bisa mengawali tercapainya kemenangan-kemenangan yang nyata dan disadari secara bersama di masyarakat.
Contoh :
Januari 1998 (waktu) Air K.Winongo mulai berbau sengak, berbuih, hangat di malam hari, sering ditemukan ikan mati(Kondisi SDA) Masyarakat mulai gatelan bila nyuci di sungai serta anak-anak tidak lagi berani bermain di sungai (Kondisi SDM) Terjadi dialog 5 orang wakil masyarakat Dsn Ngelo yang terdiri atas para orang tua beserta anak-anaknya dengan Bupati Bantul dan Pihak PT Gatel Raya. Gugatan warga yang menuntut a,… b,… c,… d,…. hanya dipenuhi/dikabulkan yang butir c. dengan alasan Bupati Bantul….. dan alasan PT Gatel Raya …… sehingga warga yang mendengar dari luar gedung marah, mengumpat dan mengacung-acungkan tangannya. Pada kesempatan ini terjadi kesepakatan untuk rembugan lagi bersama dengan menambah pihak lain yaitu ….pada malam 1 Syuro di Parangkusumo (Kejadian yang relevan) Aturan Perda No. 10/1998 Kab. Bantul menyatakan bahwa :”Pihak manapun yang membangun industri wajib mengelola limbah yang dihasilkannya agar tidak mengganggu kepentingan publik pada radius 50 m dari lokasi pabrik”. (Penyadaran Hukum) Apakah masyarakat DAS Progo dan DAS-DAS manapun juga siap gatelan setiap saat karena serbuan pabrik-pabrik pencemar lingkungan yang tidak terjaring aturan. Orang bijak taat kedaulatan rakyat. Lingkungan adalah milik bersama dan bukannya milik yang dekat pabrik saja. (Penggalangan opini dan aliansi strategis)
Buat dalam bentuk tabel yang menarik + ruang data gambar.

Penutup
Investigasi partisipatif pada saatnya merupakan pekerjaan sehari-hari sebagai naluri aktivis. Teknik investigasi disusun sepenuhnya untuk memudahkan pengungkapan fakta yang akhirnya membantu penyadaran kritis publik yang potensial menjadi kawan lingkungan, kawan orang termarginalkan, kawan anak dll. serta menjadi bagian dari alat perjuangan. Fakta yang terkemas rapi dengan diperkuat oleh saksi-saksi korban bisa merupakan alat bukti sekunder dari terjadinya sebuah gerakan sosial.. Kelemahan dalam perjuangan rakyat selama ini biasanya ditunjukkan dengan minimnya fakta yang ditampilkan dan analisisnya yang dianggap tidak sesuai dengan kaidah kebenaran hukum tertulis yang ditafsirkan sepotong-sepotong sehingga penyadaran hukum (misalnya : Konvensi Hak Anak) merupakan bagian terpadu dari proses penguatan sosial atas kasus apapun. Penyadaran kritis rakyat dan transparansi kebijakan publik adalah langkah awal untuk merebut kedaulatan rakyat yang berarti pula sebagai langkah awal pengelolaan SDA berbasis rakyat (memiliki perspektif anak) secara berkelanjutan
Beberapa model pertanyaan :
X Pertanyaan ingatan : dimana anda mengalami?, Kapan hal itu terjadi?, Apakah hal ini terjadi pada anda?, Apakah ada hubungan hal ini dengan pengalaman anda sebelumnya serta kejadian kemarin?
X Pertanyaan pengamatan : Apa ini ?, Apa yang sedang terjadi?, Apa yang anda lihat ketika itu?
X Pertanyaan analitik (penguraian sebab akibat) : Mengapa perbedaan pendapat itu terjadi ?, Bagaimana pengaruh kejadian tersebut terhadap anak-anak?
X Pertanyaan Hipotetik (memancing praduga) : Apa yang akan terjadi jika ?, bagaimana seandainya bila anak nanti tidak bisa lag bermain ?
X Pertanyaan pembandingan : Siapakah dalam hal ini yang benar ?, Mana yang lebih baik antara …. Dan …… ?
X Pertanyaan proyektif (mengungkap masa depan) : Bayangkan jika keadaan dusun seperti ini terus, apa yang masih bisa dilakukan anak-anak ?
X Pertanyaan tertutup : …. Ya khan? (pertanyaan ini sebaiknya dihindari oleh fasilitator)
Beberapa Catatan :
1. Usahakan pertanyaan secara singkat dan jelas tetapi jangan sampai menjadikan masyarakat gelagapan serta hindari gaya menghakimi
2. Sangat membantu bila pertanyaan seorang peserta kepada kita yang mengarah jawaban penyuluhan untuk ditanyakan balik (Menurut anda sendiri bagaimana ?) agar ia sendiri mau berfikir dan tidak menganggap fasilitator tahu segalanya
3. Bila terjadi debat antar warga maka harus dalam kendali fasilitator.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar